Rabu, 27 Juli 2016

BAB 4 (Model Komunikasi)



Model Komunikasi

            Hampir semua di antara kita pernah mengunjungi pameran atau museum. Disana diperlihatkan berbagai macam miniature, seperti gedung, candi dll. Miniatur yang seperti itulah yg disebut model. Model ialah gambaran yang sistematis dan abstrak, dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses (Book, 1980).

            Model dibangun agar kita dapat mengidentifikasi, menggambarkan atau mengategorisasikan komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah model dikatakan sempurna, jika ia mampu memperlihatkan semua aspek-aspek yang mendukung terjadinya sebuah proses. Misalnya, dapat melakukan spesifikasi dan menunjukkan kaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu proses, serta keberadaannya dapat ditunjukkan secara nyata.

            Komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam berkomunikasi, juga dapat digambarkan dalam berbagai macam model. Model komunikasi dibuat untuk membantu dalam member pengertian tentang komunikasi, dan juga untuk menspesifikasikan bentuk-bentuk komunikasi yang ada di dalam hubungan masyarakat.

Model Analisis Dasar Komunikasi

            Model ini dinilai sebagai model klasik atau model pemula komunikasi yang dikembangkan sejak Aristoteles, kemudia Lasswell hingga Shannon dan Weaver.


            Model komunikasi yang dibuat Aristoteles belum menempatkan unsur media dalam proses komunikasi. Hal ini bias dimengerti, karena retorika pada masa Aristoteles merupakan seni keterampilan komunikasi yang sangat popular. Media seperti surat kabar, radio, dan televise belum tersedia.

     
       Kalau pertanyaan Lasswell divisualisasi dalam gambar, dapat dinilai sebagai model komunikasi, sebab komponen-komponen yang membangunnya cukup signifikan. Di sini Lasswell melihat bahwa suatu proses komunikasi selalu mempunyai efek atau pengaruh. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau model Lasswell ini banyak menstimuli riset komunikasi, khususnya di bidang komunikasi massa dan komunikasi politik.
            Tahun 1949, dua orang insinyur listrik yakni Claude E. Shannon dan Warren Weaver, berhasil menerbitkan buku The Mathematical Theory off Communication atas dana Rockefeller Foundation. Kedua insinyur yang bekerja di laboratorium elektronik Bell ini, mencoba mendiskusikan sebuah model komunikasi yang nantinya banyak member pengaruh terhadap peneliti-peneliti komunikasi.

           
Pada gambar tersebut menunjukkan proses komunikasi dimulai dari sumber yang menciptakan pesan, kemudian ditransmit melalui saluran kawat atau gelombang udara. Tujuan disini adalah penerima yang menjadi sasaran pesan.

Model Proses Komunikasi

            Model yang banyak digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi adalah model sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm (1954).

Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses dinamis, dimana pesan ditransit melalui prose seconding dan decoding. Ecoding adalah translasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah pesan, dan decoding adalah translasi yang dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang berasal dari sumber. Hubungan antara ecidong dan decoding adalah hubungan antara sumber dan penerima secara simultan dan saling memengaruhi satu sama lain.


            Pada tahap awal, sumber berfungsi sebagai ecoder dan penerima sebagai decoder. Tetapi pada tahap berikutnya penerima berfungsi sebagai pengirim (ecoder) dan sumber sebagai penerima (decoder), dengan kata lain sumber pertama akan berfungsi sebagai sumber kedua, dan seterusnya.

Model Komunikasi Partisipan

            D. Lawrence Kincaid dan Evrett M. Rogers mengmbangkan sebuah model komunikasi berdasarkan prinsip pemusatan yang dikembangkan dari teori informasi dan sibernetik.

Teori sibernetik melihat komunikasi sebagai suatu system dimana semua unsure saling bermain dan mengatur dalam memproduksi luaran. Keberhasilan teori ini telah ditunjukkan dalam merakit berbagai macam teknologi seperti komputer, radar dan peluru kendali jelajah.

            Dalam konteks komunikasi antarmanusia, Kincaid mencoba berpijak dari komsep sibernetik dengan melihat komunikasi sebagai suatu proses yang memiliki kecenderungan bergerak kea rah suatu titik temu (convergence). Dengan kata lain komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih saling bertukar informasi untuk mencapai kebersamaan pengertian satu sama lainnya dalam situasi dimana mereka berkomunikasi. Saling pengertian ini adalah kombinasi estimasi seseorang dengan orang lain terhadap suatu pesan.


            Model komunikasi yang terlihat mencerminkan sifat memusat yang terjadi pertukaran informasi yang melingkat (cyclical).  Dapat dilihat bahwa proses komunikasi dimulai ‘dan kemudian…” yang mengingatkan kepada kita bahwa sesuatu terjadi sebelum kita mulai mengamati suatu kejadian.

            Dalam proses komunikasi yang memusat, setiap pelaku berusaha menafsirkan dan memahami informasi yang diterimanya dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, pelaku komunikasi dapat member reaksi atau menyampaikan hasil pikirannya dengan baik kepada orang lain. Oleh karena itu, dalam model ini tidak ditemukan arah panah yang menunjukkan unit informasi yang berdiri sendiri di mana dan ke arah mana, melainkan informasi itu dibagi oleh para pelaku komunikasi sampai diperoleh kepuasan atas pengertian bersama terhadap sesuatu persoalan. Sekarang komunikasi tidak lagi dipandang aliran informasi searah, melainkan suatu proses yang interaktif, menyatu, dan partisipatif. Kata Hernando Gonzales (1985).

            Komunikasi selain dapat dilihat dari berbagai dimensi, maka komunikasi dapat dilihat dari perbagai prespektif, di antaranya dari prespektif perilaku (behavioristic prespective), prespektif transmisi (transmissional prespective), prespektif interactional (interactional prespective), dan prespektif transaksional (transactional prespective).

-          Prespektif perilaku, komunikasi member tekanan pada rangsangan (stimuli) yang dibuat oleh sumber reaksi (response) yang diberikan oleh penerima, kajian disini banyak menggunakan pendekatan psikologi.
-          Prespektif transmisi, memandang komunikasi sebagai suatu pengalihan informasi dari sumber kepada penerima.
-          Prespektif interaksi menekankan bahwa komunikator atau sumber memberi response secara timbale balik pada komunikator lainnya.
-          Prespektif transaksional member tekanan pada proses dan fungsi untuk berbagi dalam hal pengetahuan dan pengalaman.

Keempat prespektif ini menempatkan komunikasi secara tegas sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam berkomunikasi, apakah itu dilakukan secara langsung (tatap muka) atau dengan perantara media.


Selasa, 26 Juli 2016

BAB 3 Tipe Komunikasi





3. Tipe Komunikasi

Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal Communication)

            Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Sepintas lalu memang agak lucu kedengarannya, kalau ada orang yang berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
            Dalam proses pengambilan keputusan seringkali seseorang dihadapkan dengan pilihan ya atau tidak. Keadaan seperti inilah yang membawa seseorang pada situasi berkomunikasi dengan diri sendiri.

Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication)

            Komunikasi antar pribadi yaitu proses berkomunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka (R. wayne Pace 1979)
            Menurut sifatnya komunikasi antarpribadi dibagi menjadi dua yaitu komunikasi diadik dan komunikasi kelompok kecil.
            Komunikasi diadik yaitu proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka, seperti dialog wawancara dan percakapan.
            Komunikasi kelompok kecil yaitu proses komunikasi yang berlangsung antara taiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggotanya berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Komunikasi Publik (Public Communication)

            Komunikasi publik bias disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking, dan komunikasi khalayak. Komunikasi public menunjukkan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka didepan khalayak banyak yang lebih besar.
Komunikasi publik memiliki cirri komunikasi interpersonal (pribadi) karena berlangsung secara tatap muka, dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara komtinu.
Ciri lain komunikasi public yaitu pesan yang disampaikan tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal.

Komunikasi Massa (Mass Communication)

            Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya missal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televise, surat kabar, dan film.
Ciri komunikasi massa yaitu pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik segi usia, agama, suku, pekerjaan, dll.
Ciri lain yaitu sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah di proses secara mekanik, pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas.


BAB 2 (Ruang Lingkup, Pengertian, dan Unsur-unsur Komunikasi

2. Ruang Lingkup



22
            Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan peristiwa komunikasi di mana-mana. Seorang anak misalnya diminta menyalakan lampu dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol dengan balom lampu juga merupakan peristiwa komunikasi.

Setangkai anggrek yang menghirup makanan lewat sebatang pohon, ataukah dua ekor merpati yang hinggap pada setangkai dahan sambil bercengkrama satu sama lainnya, adalah peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga manusia bias bernapas, berdiri tegak, dan sebagainya.

            Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komunikasi menggambarkan bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu lewat bahasa atau simbol-simbol tertentu kepada orang lain.
            Seseorang mahasiswa misalnya duduk sendirian membaca buku atau mendengarkan siaran radio dalam kamar akan menimbulkan pertanyaan, apakah peristiwa ini dapat digolongkan sebagai komunikasi antarmanusia. Jawabnya tentu saja “ya”, sebab si mahasiswa mengikuti pesan-pesan yang dibuat oleh manusia dan ditunjukkan kepada manusia lewat buku dan radio, meski tanpa ditemani oleh orang lain.

            Tetapi jika Budi setiap pagi bermain dengan anjingnya, ia bercengkrama sehingga terjadi pemahaman antara kedua makhluk yang berbeda itu meski dalam suasana komunikasi yang terbatas, kita dapat mengatakan peristiwa komunikasi yang berlangsung seperti ini bukanlah komunikasi antarmanusia, melainkan komunikasi semacam ini tidak menjadi kajian studi kita disini, baik untuk kepentingan praktik maupun untuk kepentingan ilmu (science).

Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.

Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada srudi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa:
“komunikasi adalah  suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan sesama”


Prinsip Komunikasi

1.      Komunikasi hanya bias terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antar pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
2.      Semakin besar kesamaan yang dimiliki masing-masing individu, maka semakin besar kemungkinannya tercipta suatu komunikasi yang mengena (efektif)
3.      Tetapi jika kecil kesamaan yang dimiliki tiap individu maka akan semakin menjauh atau bahkan kemungkinannya gagal dalam menciptakan proses komunikasi yang efektif.
4.      Tetapi dalam hal tersebut tidak mungkin 100% orang sama akan perilaku, karakter, dan sifat-sifat, sekalipun keduanya dilahirkan kembar.


Unsur-unsur Komunikasi

Un
            Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk mempengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang. Dari pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka kita bias mengatakan bahwa suatu proses komunikasi tidak akan bias berlangsung tanpa didukung oleh unsure-unsur; pengirim (source), pesan (message), saluran/media (channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect). Unsur-unsur ini bias juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
Kaitan antara satu unsure dengan unsure lainnya dapat dilihat sebagai berikut.

Sumber

            Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi.
Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bias terdiri dari satu orang, tetapi bias juga dalam bentuk kelompok misalnya partai.

Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proseskomunikasi adalah suatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

Media

            Media yang dimaksud di sini ialah alay yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

Penerima

            Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bias terdiri satu orang atau lebih, bias dalam bentuk kelompok, partai atau Negara.

Pengaruh

            Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebeluum dan sesudah menerima pesan.

Tanggapan balik

            Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bias juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

Lingkungan

            Lingkungan atau situasi ialah factor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan social budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

Pengantar Ilmu Komunikasi Oleh Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc (BAB 1)


Daftar Isi



KATA PENGANTAR

BAB 1    PENDAHULUAN
BAB 2    RUANG LINGKUP, PENGERTIAN, DAN UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
BAB 3    TIPE KOMUNIKASI
BAB 4    MODEL KOMUNIKASI
BAB 5    DIMENSI DAN PRESPEKTIF ILMU KOMUNIKASI
BAB 6    FUNGSI KOMUNIKASI
BAB 7    KOMUNIKASI SEBAGAI ILMU YANG MULTIDISIPLIN
BAB 8    KOMUNIKATOR
BAB 9    PESAN (KODE VERBAL DAN NONVERBAL)
BAB 10  MEDIA
BAB 11  GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI
BAB 12  PENERIMA
BAB 13  PENGARUH
BAB 14  PERKEMBANGAN TERAKHIR ILMU KOMUNIKASI


DAFTAR PUSTAKA
TENTANG PENULIS



 
 1. Pendahuluan

                          

            Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan rasa ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.
            Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu, menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berkomunikasi.

Harold D. lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi.
Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara, dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa.
Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bias beradaptasi dengan lingkungannya.
Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan.

Apakah Ilmu Komunikasi Perlu Dipelajari?

            Beberapa alas an yang mendorong perlunya komunikasi adalah sebagai berikut.
1.      Komunikasi yang baik dengan orang lain akan membantu seseorang mempermudah mendapatkan rezeki, sahabat, dan pelanggan
2.      Semakin banyak orang yang tidak mengenal etika dalam berkomunikasi. Dalam menyampaikan pendapat atau sonasi seenaknya mengucapkan kata-kata yang bias menyinggung perasaan orang lain sehingga memutuskan tali silaturahmi atau hubungan kemanusiaan mereka, padahal hubungan antar manusia perlu dipelihara dalam memperbanyak peluang bebrusaha dan berkarier.
3.      Dengan mengetahui konsep, teori, dan dasar-dasar praktik komunikasi yang baik, seseorang bias menjadi pekerja komunikasi terampil dan professional dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.
4.      Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat memaksa orang harus mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru terutama dalam bidang komputer, animasi gambar, dan internet.